May 02, 2020

Siapa Tak Menyukai David Beckham?

Semua pembaca tulisan dan teman-teman saya pun pasti tahu kalau saya adalah fans berat Steven Gerrard dan Liverpool-nya. Tapi hanya sedikit yang tahu bahwa orang pertama yang bikin saya jatuh hati sama sepak bola Inggris justru David Beckham. Lucu memang. Semua penggemar Liga Inggtis pun tahu bahwa Macnhester United adalah seteru abadi Liverpool. Tapi, sebagai pendukung dan penggemar bola, ya saya mah bodo amat. Bagus ya bagus aja. Nggak ada urusan sama rivalitas. Toh, sebagai fans Persebaya, saya juga mengagumi Aji Santoso yang notabene produk asli Malang.

Bekham merupakan jebolan akademi MU 1992. Bersama Scholes, Neville, Butt, Giggs, dll mereka disebut-sebut sebagai generasi emas akademi MU yang masuk Class of '92. Beckham masuk tim senior dalam usia yang tergolong masih belia. Berebut posisi utama di tim yang masih dikuasai nama-nama besar sekelas Andrei Kanchelskis, Mike Phelan, Paul Ince, Danny Wallace, dan Sang Jendral Eric Cantona.

Yang saya suka dari Beckham adalah caranya mengambil eksekusi tendangan bebas. Ancang-ancangnya yang iconic ditambah akurasinya yang mantab dan sentuhannya yang membuat banana kick dari kaki kanannya seolah menjadi trade mark satu-satunya di dunia pada saat itu. Kemudian muncul video-video viral yang menunjukkan cara Beckham berlatih. Dia menjadikan ban mobil sebagai sasaran tendangannya. Ia gantung ban mobil lalu arahkan tendangan agar bola masuk melewati tengah-tengah ban. Sungguh sebuah latihan yang memukau.

Sebagai pemain sayap kanan, salah satu yang terbaik di masanya, Beckham bukan tergolong pelari kencang macam Ryan Giggs. Bukan pula yang jago mengocek bola untuk melewati pemain lalu menusuk ke dalam. Beckham benar-benar perwujudan seorang sayap kanan konservatif. Tugas utama dia adalah membaca permainan dan menghujani kotak penalti lawan dengan umpan-umpan akurat dan terukurnya dari sisi kiri lapangan lawan. Bahkan, cara dia melewati lawan adalah dengan mengirim umpan akurat sekaligus imajinatif (tak terpikirkan).

Kepiawaiannya mengeksekusi bola hampir menjadikannya satu-satunya set piece taker di tim untuk tendangan bebas dan tendangan penjuru. Pada masa peak perform-nya, kejeniusan Beckham menjadi mimpi buruk semua pagar hidup dan penjaga gawang lawan saat timnya mendapat keuntungan tendangan bebas di depan muka gawang. Beckham seolah-seolah seperti avatar pengendali bola yang bisa melengkungkan bola tepat di sasarannya. Bola diangkatnya melambung melewati pagar hidup hingga seolah-olah terlalu tinggi melampaui mistar gawang namun seketika terjun bebas menghujam tepat di sudut gawang sebelum menyentuh jala dalam lawan. Seringkali Beckham mengkombinasikannya dengan lengkungan ke kanan lalu berbelok ke kiri. Tak heran jika ada film menjadikannya tekukan bola hasil tendangan Beckham menjadi judulnya (Bend it Like Beckham).

#AP7 feat. #DB7
Pada masa SD dimana awal sekali saya menggilai sepak bola, banana kick a la Beckham adalah salah satu trik yang paling saya suka untuk dipraktekkan di lapangan. Sangat menyenangkan melihat kiper terkecoh karena bola kita berbelok lalu menjadi gol. Dan benar, saya adalah pemakai nomor punggung 7 dan pengisi posisi sayap kanan sejak SMA, sama seperti Beckham. Dan sama seperti Beckham juga, saya tidak punya kecepatan berlari atau pun kekuatan beradu fisik dan keahlian mengocek bola. Benar-benar hanya mengandalkan kemampuan menendang bola dalam mengirim umpan (pendek, jauh, menyilang, lambung, terobosan, dll) atau eksekusi bola mati.

Di luar lapangan, Beckham sukses menjadi trend setter dari selera fashion sampai dengan (yang terpopuler tentu) gaya rambut. Beckham adalah atlet sepak bola bahkan olahragawan pertama yang bergeser menjadi selebritis. Popularitas, pesona, gosip bahkan kontroversialnya menjadi konsumsi publik sama halnya dengan aktor, aktris, dan musisi dunia. Khusus untuk urusan gaya rambut, Beckham menjadi salah satu yang saya anut sewaktu masa kecil (tentunya selain mohawk, corn row, dan samurai yaaa karena pasti kena keplak guru di sekolah). Beckham juga menjadi salah satu yang mempengaruhi keputusan saya untuk beralih dari Brisk ke Brylcreem hahaha.

Beckham sebagai brand ambassador Adidas seumur hidup, sukses membuat saya sejak jaman SMP mengimpikan untuk dapat membeli sepatu bola Adidas Predator yang asli lalu membordir bagian lidah sepatu dengan inisial "AP7" sama seperti "DB7" miliknya. Belakang setelah punya penghasilan sendiri, saya bisa mewujudkan impian masa kecil itu bahkan menambahkan nama anak dan istri di sepatu.

*Note: pada akhirnya saya menyadari bahwa keputusan saya memilih sepatu adidas sudah tepat karena secara desain sangat sesuai dengan anatomi kaki saya yang meruncing dan cara bermain saya di lapangan.

Namun, sejak awal tahun 2000an, saya mulai mengenal sosok Steven Gerrard. Di masa itu, Gerrard yang memulai debut LFC senior di tahun 1998, akhirnya dipanggil membela skuad Timnas Inggris senior di gelaran Euro 2000. Pada saat itu, David Beckham baru saja dinobatkan sebaga Kapten Timnas Inggris. Sungguh, melihat Beckham (idola masa kecil) dan Gerrard (idola baru yang pada akhirnya bertahan sampai sekarang) berada di satu tim yang sama itu adalah sebuah kenikmatan duniawi yang sangat indah memanjakan mata. Bisa jadi, dari Beckham pula, Gerrard belajar tentang kepemimpinan di level Timnas. Bisa jadi. Maka ketika Rio Ferdinand lalu John Terry didaulat sebagai Kapten Timnas selanjutnya, saya salah satu yang merasa kurang berkenan. Namun pada akhirnya amanah akan menemui tuannya. Gerrard pada akhirnya resmi menjadi Kapten Timnas Inggris pada tahun 2012. Dengan raihan 38 caps sebagai Kapten Timnas, Gerrard justru mengungguli Beckham yang mengoleksi 24 caps sebagai Kapten (juga mengungguli angka 24 caps sebagai Kapten milik Terry).

Lucunya, jejak karir Gerrard di penghujung pensiun mengikuti Beckham yang memilih LA Galaxy sebagai tim terakhir yang mereka bela. Well, #SG8 dan #DB7 ini adalah dua sosok besar yang pengaruhnya dalam kesenangan saya terhadap sepak bola tidak dapat dipisahkan.

Celakanya lagi, sebagai anak SD yang paling malas disuruh menghafal pelajaran, saya justru lebih hafal 2 Mei sebagai hari ulang tahun David Beckham dari pada sebagai Hari Pendidikan.

Selamat ulang tahun, Becks!
Dirgahayu, idola kecil!

No comments:

Post a Comment