December 31, 2012

Di Balik Perayaan Tahun Baru

Selamat menikmati masa-masa galau menanti countdown tahun baru!
Mengapa perlu ditambahkan kata "galau"?
Karena tahun baru berarti juga usia Anda sedang dalam proses pengurangan (lagi).


Sebelumnya, mungkin kita sudah cukup dibuat gerah dengan perdebatan panjang tentang mengucapkan "Selamat Natal".
Biarlah itu menjadi konsumsi dalam domain relijius yang lebih dalam.
Dan saya akan sepenuh hati sepakat pada pernyataan Sudjiwo Tejo, bahwa debat-debat tipe "lantai" seperti itu tidak ada gunanya.
Toh ujung-ujungnya akan kembali kepada perdebatan "pondasi".
hehehehe
Bingung? IQ? :)
Ok, to the point!

Berikut rangkuman observasi dan informasi dari berbagai sumber tentang perayaan tahun baru.
Bukan masalah program baru Korlantas Polri bertajuk "Car Free Night" yang ingin saya bahas.
Namun lebih "pondasi" lagi, yakni bagaimana asalnya perayaan ini?

Sudah menjadi rahasia umum jika penanggalan tahun Masehi ini mengikuti perhitungan waktu revolusi matahari.
Sesingkat itukah? :)


Jika kita buka The World Book Encyclopedia tahun 1984 ada sebuah bagian yang menyebutkan.....

“The Roman ruler Julius Caesar established January 1 as New Year’s Day in 46 BC. The Romans dedicated this day to Janus , the god of gates, doors, and beginnings. The month of January was named after Janus, who had two faces – one looking forward and the other looking backward.”

Setelah Julius Caesar dinotbatkan sebagai Kaisar Roma, begitu banyak perubahan mencengangkan yang ia lakukan.
Salah satunya adalah mendesain kalender baru.
Dalam proses ini, Caesar dibantu seorang ahli astronomi yang menyarankan agar penanggalan baru ini dibuat mengikuti revolusi matahari, sebagaimana yang dilakukan oleh orang-orang Mesir.
Pada perkembangannya, seorang pendeta memanfaatkan penemuan kalender Caesar untuk diadopsi sebagai penanggalan yang didasarkan pada tahun kelahiran Yesus.
Itu sebabnya penanggalan tahun sebelum kelahiran Yesus disebut BC (Before Christ) alias SM (Sebelum Masehi).
Kemudian Paus Gregory III memoles kalender yang sebelumnya dengan beberapa modifikasi dan kemudian mengukuhkannya sebagai sistem penanggalan yang harus digunakan oleh seluruh Eropa, bahkan kini Dunia. :)

Kembali ke masa Julius Caesar.
Mengapa Januari dijadikan awal tahun baru di penanggalan Caesar?
Nama bulan Januari diambil dari nama Dewa Janus.
Dewa Janus adalah sesembahan kaum Pagan Romawi.
Janus, menurut mereka, adalah dewa segala gerbang, pintu, dan permulaan.
Penampakan dewa ini adalah seorang lelaki yang memiliki dua wajah, depan dan belakang, yang melambangkan masa depan dan masa lalu.
Pada peradaban sebelumnya, kaum Pagan Yunani telah menyembah sosok yang sama, bernama dewa Chronos.
(Adakah kaitan nama Tim Bola Indonesia, Arema Chronus, dengan nama dewa ini? Saya kurang paham juga sih..hehehe)

Membaca benang merahnya?

Julius Caesar seperti menginginkan perayaan tahun baru bersamaan dengan perayaan sesembahan kaum Romawi, yakni Hari Janus.
Bulan Januari ini ditetapkan setelah bulan Desember, dimana bulan ini adalah pusat Winter Solstice.
Masa-masa Winter Solstice merupakan hari-hari dimana kaum pagan penyembah matahari merayakan ritual mereka saat musim dingin.
Tanggal 1 Januari sendiri tepat satu minggu setelah pertengahan Winter Solstice, yang termasuk juga dalam ritual perayaan dalam Paganisme.

Kaum Pagan, yang dalam bahasa agama tertentu disebut juga penyembah berhala, hingga kini biasa memasukkan budaya mereka dalam budaya kaum lain.
Mereka biasa merayakan Hari Janus (yang tepat pada 1 Januari itu) dengan mengitari api unggun, berkumpul, dan bernyanyi bersama.
Kaum Pagan di beberapa tempat di Eropa menandainya dengan memukul lonceng atau meniup terompet.

Di masa sekarang?
Berbagai model perayaan tahun baru dirayakan oleh berbagai negara dengan cara mereka masing-masing.
Indonesia?
Tidak kalah meriah tentunya. hehehe

So? Silakan kembali kepada niat masing-masing dalam memaknai tahun baru masehi.
Beberapa orang mengisinya dengan menuliskan berbagai resolusi juga evaluasi.
Beberapa yang lain memilih larut turun ke jalan dalam hingar bingar yang kata mereka "setahun sekali".

Mari belajar bijak memilah dan memilih.
Karena pada dasarnya setiap pilihan kita akan dipertenggungjawabkan kelak. :)
Insha Allah... :)

Selamat (memilih untuk tidak-ataupun) merayakan tahun baru!

2 comments: