January 26, 2015

Jika Dia Bersuara

Kemari. Datanglah saat kau lelah. Hempaskan semua kisah keluh kesah. Hantamkan berjuta pedih yang kau rasakan. Seraya memuntahkan segala amarahmu kepada dunia yang seakan kejam menghimpit menikam tajam.

Kemari. Peluklah semua hangatku sebanyak yang kau mau. Karena seberapapun yang kau butuhkan, ini akan selalu tersedia dalam jumlah tanpa batas. Tak perlu pertanyakan dengan apa akan kau balas. Jadikan ini bebas. Sebebas hati dan ragamu memangkas segala takut dan lemah yang menggilas.

akustik

Lalu pergilah lagi. Menarilah bersama seluruh energi hidup yang telah kembali kau miliki. Nikmati seluruh waktu lalu hamburkan sebanyak yang kau ingini. Bahagia itu memang kepunyaan yang sepantasnya kau puasi. Di masa ini boleh jadi kau tak ingat kemana alamat tetap persinggahan sedihmu di sini.

Sebab nanti akan terluang lagi. Sirkulasi fase dimana yang kau bilang paling kau sayang ternyata paling banyak kau kalahkan. Jika sesal itu hadir, mungkin saat itulah jarak sedang membentangkan tangannya dalam upaya memperlebar jarak kita. Jangan tanyakan benci dan sakit, dalam pertautan kita hanya ada cinta dan penerimaan.

Sudahi simpati. Aku terlatih untuk menerima dan maklumi. Mungkin memang selalu harus begini.

No comments:

Post a Comment