January 01, 2015

Seberapa Jazz kah Anda?

Mereka yang memainkan jazz sesungguhnya sedang melawan hegemoni status quo. Bukan ingin membuat segalanya jadi tampak rumit atau sekedar memamerkan sisi "wah" dari kemampuan mereka. Hanya membuat setidaknya sajian musik mereka berbeda dari kebiasaan yang kita dengar, menyisipkan nada-nada unik dari hasil penghayatan mereka atas lagu tersebut, dan yang lebih penting mereka mencoba membawa pendengar pada cakrawala dan nuansa baru dari sebuah lagu.

Jazz itu memerdekakan. Memerdekakan pemain dalam mengekspresikan pandangan mereka atas sebuah lagu. Juga memerdekakan penikmatnya untuk menikmati seluas-luasnya atau meninggalkannya sama sekali. Tak ada paksaan di sana.

Dalam permainan kelompok, sering kita melihat mereka seolah telah kenal lama dan berdialog melalui nada-nada pilihan mereka. Tanpa membedakan strata sosial, warna kulit, agama, bahkan parpol pilihan, setiap pemain akan menyapa dan saling menyambut rekan satu timnya melalui improvisasi dan sapaan khas jazz dalam sebuah komposisi lagu. Seakan memberi nasihat bahwa dalam jazz, mereka bisa bebas berpendapat melalui nada masing-masing dengan gaya masing-masing asalkan dalam satu koridor undang-undang yang dalam musik disebut hitungan birama dan nada dasar yang telah disepakati bersama. Setiap orang dalam kelompok akan bertoleransi satu sama lain, tahu kapan saat mengisi, tahu kapan saat menonjol, tahu kapan saat men-support. Ada keikhlasan. Ada kemauan untuk mendengar dan saling menerima.

Cara bertepuk tangan penonton jazz pun berbeda dengan penikmat musik lainnya. Pendengar rock bisa bertepuk tangan sepanjang lagu. Penonton pertunjukan musik klasik hanya boleh tepuk tangan setelah musisi menyelesaikan satu sajiannya. Penonton dangdut bertepuk tangan saat menyambut biduannya naik ke pentas lalu lebih memilih bergoyang sepanjang musik. Sementara penikmat jazz bertepuk tangan saat musisi memulai dan mengakhiri sebuah improvisasi. Telihat betapa penghargaan tinggi ditempatkan kepada pemain jazz saat ia berani berimprovisasi, menampilkan pandangan dan pendapatnya dengan caranya sendiri, serta kemauan kerasnya untuk menghibur melalui usahanya sendiri tanpa keinginan untuk merusak harmonisasi yang sedang diciptakan bersama-sama.

Seorang pemain jazz dalam tingkat yang lebih dewa, akan mengimplementasikan jazz-nya dalam kehidupan nyata. Dia adalah seorang yang inovatif, kaya akan semangat pembaruan. Seorang pemain jazz dengan jam terbang tinggi sangat lekat dengan keahliannya yang spontanitas mengatasi gejolak dalam sebuah permainan/pertunjukan yang selalu tak terduga. Dia juga demokratis, taat aturan/koridor, peka dan toleran, hangat juga terbuka dalam hubungan dengan lingkungannya. Cakap menjalankan hal-hal yang dipandang sulit, tekun, sabar serta mempesona siapapun yang menyaksikan kerja keras dan hasil karyanya.

Jadi, seberapa jazz kah diri Anda....?

No comments:

Post a Comment