November 14, 2015

Pembalasan

Saat postingan ini dibuat, saya mendapati fakta bahwa buku-buku saya masih belum sepenuhnya tersebar merata di Gramedia, Togamas, ataupun toko buku yang lainnya. Sehingga sangat terlalu dini untuk mengukur kesuksesan #NamamuDalamDoaku dengan parameter tingkat penjualan. Obviously we can't. Akan tetapi saya merasa berhutang apresiasi dan (minimal) ucapan terima kasih kepada mereka yang dengan antusias menunggu bahkan memesan terlebih dahulu saat bukunya telah terbit dan beredar.

Saat ini status buku #NamamuDalamDoaku, sesuai informasi dari pihak DIVA Press, selaku pemegang hak penerbitan karya saya ini, telah selesai cetak dan memasuki tenggang waktu penyebaran atau istilah kerennya: distribusi. Belum ada keterangan pasti mengenai tanggalnya, yang jelas bulan November mereka memastikan bahwa setumpuk buku #NamamuDalamDoaku telah mejeng di salah satu rak di toko-toko buku kesayangan. Jadi Anda dan saya sedang berada pada posisi yang sama, menantikan kehadiran nyatanya.

Di sisi lain, DIVA Press melalui bagian pemasarannya membuka diri untuk menerima order on line. Kesempatan ini saya gunakan untuk membantu beberapa teman dan kerabat dekat yang mulai menanyakan "bisa nggak sih Pre-Order dulu?", atau yang mesen "ntar kalo udah terbit tolong dong aku pesenin satu", dan semacamnya.

Setelah berkonsultasi dengan pihak DIVA Press, saya memutuskan untuk memesan 30 eksemplar yang pertama untuk memenuhi pesanan orang-orang dekat yang secara personal menghubungi saya dan ingin membeli. Kata mereka sih biar eksklusif dan nggak kelamaan nunggu di toko buku. Maka 30 eksemplar ini saya siapkan secara tertutup khusus untuk teman-teman deket yang memesan tadi. Diantara 30 eksemplar yang saya pesan tersebut memang ada sekitar 10 yang saya niatkan untuk berikan secara cuma-cuma kepada orang-orang yang saya rasa berkesan di kehidupan saya..hehehe

Di sisi lain, Intan (partner menulis saya di buku ini), juga tertarik dengan niat saya dan akhirnya dia join dengan memesan 20 eksemplar. Bedanya, Intan malah promo tertutup (istilahnya sih "closed order" gitu hehehe) di sosmed khusus kepada teman-teman dekatnya. Tak disangka ternyata dalam waktu kurang dari dua hari, 50 eksemplar ini ludes dipesan teman-teman dekat kami.

Lalu kami mulai susun strateginya. Ini cukup rumit. Kami berdua tidak berada di satu kota yang sama, bahkan di dua pulau yang saling berjauhan. Saya di Bangka sementara Intan di Maluku.
*bahkan sampai detik ini pun kami berdua tidak pernah bertemu hahaha


*koleksi pribadi @arizpradana
Susahnya (tetapi saya pribadi sangat bersyukur sih hehehe) karena mereka minta bukunya ditandatanganin penulisnya :))))
Jadi kalau mau bener-bener diproses akan sangat panjang mengikuti flow berikut:

1. Saya pesan ke penerbit agar buku dikirim ke Jakarta (kalau dikirim ke Bangka otomatis jauh lebih mahal dan makan waktu lebih panjang),

2. Saya datang ke Jakarta membuka paketan buku, periksa kondisi fisik satu-satu lalu mulai tanda tangan di 50 buku tersebut,
*nb: saya memang sedang ada agenda acara keluarga di Jakarta di akhir pekan pertama November, jadi ini kesempatan satu-satunya untuk beresin semuanya

3. Saya kirim buku dari Jakarta ke Maluku agar Intan bisa tanda tangan juga di 50 buku tersebut,

4. Intan bungkusin 50 buku itu satu persatu, tulis alamat, lalu bawa keseluruhannya ke kantor pos untuk dikirim ke alamat pemesan masing-masing.

Membayangkan saja sudah capek yaa hahahahahaha

Akhirnya kami ambil jalan yang menurut kami yang terbaik: menghilangkan langkah nomor 3 dan mengganti kata "Intan" dengan kata "saya" di langkah nomor 4.

Artinya di 50 buku ini nanti hanya ada tanda tangan saya mewakili tanda tangan Intan. Artinya saya juga yang akan membungkus, mengemas, lalu mengirim satu persatu pesanan-pesanan tersebut. Artinya saya yang akan proses semuanya sendirian. Artinya saya harus bergerak sangat cepat mengingat waktu libur saya di Jakarta sangat terbatas.
*pingsan*

Maka dimulailah kisahnya dari pencatatan pesanan. Bikin list alamat 60 buku tersebut (iya saya nggak salah hitung, kelebihan 10 buku itu adalah alokasi untuk 3 orang pemberi testimoni di buku ini dan 7 stok untuk dibagikan sebagai hadiah dalam rangka promo). Semua data saya olah lalu cetak nama dan alamat pengiriman satu per satu sejak di atas kapal di sela-sela pekerjaan rutin agar nanti begitu sampai di Jakarta, tinggal eksekusi.

Setibanya di Jakarta, saya hanya punya waktu efektif 2 hari untuk membereskan semuanya. Membuka paketan dari DIVA Press, memeriksa kondisi fisiknya (ada dua buku cacat yang harus saya kirim balik agar mendapat penggantinya), mulai menandai dan plot pesanan-pesanan, mulai membuka dan menandatangani satu persatu, membungkus rapi hingga cek ulang satu per satu agar tidak ada kesalahan sekecil apa pun. Semua saya lakukan sendiri.

By the way, Dizka (tunangan saya) bahkan Intan (partner menulis saya) sampai geleng-geleng tahu kelakuan saya yang menurut mereka perfeksionis ini..hehehe. Bagi saya, ini bukan masalah perfeksionisitas (bener nggak ya ejaannya?) tetapi lebih kepada sebuah sikap saya dalam membalas apresiasi mereka yang rela membeli dan menghargai karya saya. Maka saya pun harus secara total melayani dan menjawab permintaan mereka dengan karya penuh, sekalipun ini hanya urusan mengemas dan mengirim buku yang sudah mereka bayar.

Ngomong-ngomong soal bayar, karena para pemesan 50 buku ini adalah orang-orang dekat, saya sih malah blak-blakan ke mereka tentang berapa harga asli dari penerbit, berapa diskon yang saya beri ke mereka (mengingat ini pesanan 50 pertama, maka saya harus mengistimewakan mereka), berapa harga resmi ketika sudah tampil di Gramedia nanti, hingga berapa ongkos kirim ke alamat mereka. Dari kepolosan saya mengurai rincian tersebut justru membuat saya semakin terharu, bahwa ternyata mereka pun malah nggak meminta keringanan atau tambahan-tambahan lain. Dari sana saya yakin bahwa mereka ini benar-benar tulus ingin menghargai karya saya. So, I have to do something more for them. Someday. I hope :)

Kini saya sudah kembali menjalani aktivitas pekerjaan "normal" dengan kembali ke Pulau Bangka lalu pergi ke floating storage dan ngapung-ngapung di atas tanker di lepas pantai Bangka Barat sambil menunggu teman-teman saya memberi kabar bahwa pesanan mereka telah tiba dengan selamat. Dan yang paling saya tunggu-tunggu adalah reaksi teman-teman yang saya kirimi secara diam-diam sebagai hadiah hehehe.

Untuk teman-teman yang mungkin kemarin terlewat belum sempat memesan, harap bersabar, buku-bukunya masih on the way ke toko kok. Untuk yang menunggu gratisan, sabar juga yaaa, semoga kelak saya ada rejeki lebih atau mungkin nanti penerbit atau ada sponsor yang berkenan membiayai sehingga saya bisa kasih eksklusif juga kepada Anda :)

No comments:

Post a Comment