June 27, 2015

Dialog

Seorang anak kadang cuek kepada orang tuanya. Ia hanya bersikap manis saat punya keinginan. Meminta dibelikan ini itu. Orang tua pasti memberikan apa yang diminta. Kalaupun tidak saat itu juga, mungkin hanya menunda. Atau bahkan memberikan sesuatu yang lebih baik.

Akan tetapi interaksi ini menimbulkan konsekuensi hilangnya keintiman diantara keduanya. Berganti dengan hubungan yang seakan berlandaskan asal butuh saja. Lama kelamaan orang tua pun tak lagi dapat menjamah anaknya dengan perhatian sepenuh hati. Anak pun hanya menghormati keberadaan orang tua saja.
Mengikis cinta diantaranya. Melonggarkan kehangatan. Menipiskan kasih sayang.

Padahal yang lebih indah adalah saat anak dengan atraktifnya bercerita dan berkeluh kesah kepada orang tuanya. Dan orang tuanya selalu ada dan menyambut anaknya. Ada komunikasi. Ada kehangatan. Ada rindu. Ada cinta. Ada kasih sayang yang lebih kuat di sana.

Kasih sayang dan cinta itulah yang jauh lebih berharga dan menenteramkan daripada permintaan demi permintaan yang terbayar lunas.

Barangkali seperti itu pulalah hubungan kita dengan Tuhan....

Kita hanya datang saat diterpa ujian. Kita hanya tersungkur merebahkan diri saat meminta. Kita hampir tidak pernah hanya duduk, sujud, dan bermunajat saja, seraya menikmati kerinduan yang mendalam akan hadirnya pelukan-Nya. Kita lupa bahwa kita sangat jarang berdialog dengan-Nya dalam doa. Bukan hanya melafalkan apa yang dihafal.

Maka, bisa jadi permintaan kita dalam doa yang terbaik kepada-Nya adalah: tidak meminta apa-apa....

No comments:

Post a Comment