August 19, 2012

Kepadamu dengan Penuh Penyesalan

"...dia jauh hati cemas tapi aku rindu"
"dia dekat aku senang tapi salah tingkah"
"dia aktif aku pura-pura jual mahal"
"dia pasif aku cari perhatian..."

kiranya seperti itulah kita,
kala kabar datanganmu mengusik telingaku,
seketika hatiku gaduh tak berbirama,
persona luar dalamku harus mampu membuatmu tak melirik yang lain,
ku bergegas melampaui detak nadi urat leherku,
demi memenangkan senyumanmu yang selalu tahu cara mewabahkan rindu,


tiada yang paham bilangan bintang yang berpencar,
begitupun dengan kemungkinan jumpa dan masa esok kita,
aku sadar kamupun mengiyakan,
tapi tiadalah itu berarti saat kita ternyata tak seintim dulu,
ukiran senyum hingga rautan tangis kita tak lagi nampak,
beriringan namun tak bergandengan,
bak sepasang baja rel yang hanya hangat setelah dipakai,
selebihnya?
dingin,
itulah kita,

saat kau tak lagi mendengar berpuluh keluhku,
sejurus itu hanya bisa menggenggammu pada malam tertentu,
demi Tuhan yang menciptakan penyesalan di setiap akhir,
aku harus berjuang membendung rasa malu dan sesalku padamu,
juga pada Sang Penciptamu,

oh, Raja semesta raya....
seperti inikah rasanya menangisi anugerahmu yang tiada tertandingi indahnya,
dari sekian ciptamu yang tak pernah mampu kuhitung,
mengapa yang satu ini selalu mampu menggetarkan dawai penyesalan
kala kami tak lagi merapat,
tak lagi berjumpa,
bahkan menikmati punggungnya berlalu dari pandangku pun tak mampu,

semoga ini bukan pertanda tak berkenan darimu,
aku tak ingin karena ini kau tak menemuiku lagi,
meski tak lagi bisa kau perhatikan mataku meminta,
maka dengarlah nadaku memohon,

wahai Ramadhan....

di tahun yang berbeda,
pada usia yang berbeda,
juga situasi yang jauh berbeda ini,
do'aku padamu masih tetap sama....

ku hanya bisa meminta kepada-Nya,
agar kita bisa diperjumpakan kembali,
kita tidak pernah tahu siapa dulu yang akan Dia panggil,
aku ataukah dirimu,
maka selebihnya mari kita berserah pada-Nya....
tugasku hanyalah mempersiapkan lagi kedatanganmu,
agar kelak ku tak lagi menyesal saat kita memang harus berpisah seperti ini....

Ramadhanku,
aku merindumu karena Dia,
aku menyambutmu karena Dia,
maka ku 'kan terus berusaha menjelang-Nya
bersamamu di kesempatan mendatang hingga saat kau tiba,
tak peduli letak Sang Surya,
dan kita bisa menjadi pasangan terbaik dalam menjamu-Nya kelak....

Untukmu Ramadhanku.....

No comments:

Post a Comment