January 27, 2012

LaMapa: Sewindu Menyatu, Seru Berpadu

Cita-cita aneh yang merasuki pikiran anak-anak saya kala itu adalah ingin membuat orang lain (siapapun itu) tersenyum dan bahagia.
Dulu, selalu membayangkan betapa membuat orang lain tersenyum, terbawa suasana, hingga melupakan keluh kesah dan sumpah serapahnya terhadap dunia, akan sangat menyenangkan.
Dan dari sekian banyak pelaku, salah satu yang bisa melakukannya adalah: seniman.

Lewat pengamatan serius dan kemampuannya menertawakan hal-hal kecil di sekitar kita, seorang pelawak ataupun comic (StandUp comedian) sukses membuat kita lupa pada kerasnya hidup.
Dengan goresan penanya, penulis menantang imaji luas kita untuk masuk ke dalam karyanya.
Melalui lukisan seorang perupa mampu membawa kita ke dimensi lain yang dia tangkap lalu semburkan melalui cat pada selembar kanvas.

Sineas, dengan menggandeng teknologi, menuntun kita masuk ke dalam sebuah kisah yang mungkin sangat dekat dengan ekspektasi khayalan kita.
Menyandingkan kemampuan ketiganya, komikus seringkali sanggup menghanyutkan kita dalam rangkaian cerita bergambarnya.

Entah dari siapa dan sejak kapan darah seni mengalir dalam tubuh saya, dan ternyata ini justru membawa saya tidak hanya pada cita-cita namun juga jalan cerita yang benar-benar berbeda dalam hidup ini.
Masa Taman Kanak-kanak (TK) menjadi faktor penting bagaimana sesorang tumbuh, saya percaya itu.
Setiap hari diajari menyanyi membuat telinga ini terbiasa dengan nada.
Berlanjut ke masa SD dimana saya tergabung dalam tim drum band.
Dari sana saya mengenal ketukan dan ritme lagu, karena kebetulan saya memegang alat-alat ritmis (tidak bernada).

Kebiasaan menyanyi sendiri menjadi refleks yang sangat wajar bagi sebagian orang, tidak terkecuali saya.
Karena sangat buta dengan "apa itu nada?", "apa itu melodi?", hingga "apa itu chord?" membuat saya tidak pernah tahu dan paham seberapa bagus sebuah produksi suara.
Yang saya tahu hanyalah menyanyi mengikuti nada yang dilantunkan penyanyi aslinya.
Jadi seberapapun rendah dan tingginya nada sebuah lagu, saya selalu berusaha menyamai penyanyi tersebut.
Telinga saya (meski tidak paham apa itu nada) sangat peka terhadap suara, terlebih jika seseorang menyanyi tidak tepat atau pas dengan nada yang dikeluarkan oleh kaset atau radio.

Dan sebagian orang menilai ini adalah bakat alami.
Percaya? Sejujurnya saya pun juga tidak paham. hehehe

Sehingga kalau mendengar lagu-lagu yang nge-trend saat SD, seperti Dewa 19, Padi, bahkan tembang-tembang Malaysia yang terkenal tinggi, saya pun pasti berusaha menyamainya, hahaha

Maka range vocal yang cukup lebar itu didapat dari kenekatan yang pada akhirnya coba diolah secara otodidak.
*belajar dan nekat kadang beda tipis

Seperti yang pernah saya ceritakan pada note-note sebelumnya (yang rutin saya tulis pas ulang tahun LaMapa), masa SMA menjadi titik balik perubahan dalam jalan hidup kami.
Setelah agak penat dengan festival dan kompetisi-kompetisi band, kami mulai mengurangi intensitas ber-festival, dan menambah jam terbang bermain di acara-acara yang lebih menghibur.
Istilah kerennya: (nekat sok jadi) entertainer kecil-kecilan.
Hahaha

Memang menjadi band reguler di sebuah cafe atau pub belum pernah kami rasakan.
Namun menjadi pengisi utama parade band,
opening act (band pembuka) sebuah konser, 
guest star di festival band pelajar, 
band pembuka menjelang band reguler naik pentas, 
home band acara ultah, 
pesta perpisahan sekolah, 
hingga nikahan, semua pernah kami jalani.

Dari yang dikontrak dengan nominal yang pantas,
dikontrak dengan "harga teman",
dibayar hanya uang transport,
diganti uang sewa studio latihan saja,
dibayar sebagai syarat "biar (dirasa) ada penghargaan" saja,
hingga dibayar teh botol dan tepuk tangan belaka.

Semua pernah kami jalani.
Semua pernah kami teguk.
Dan semua telah kami nikmati baik setengah maupun sepenuh hati.
Karena memang ini passion kami dan menghibur adalah purpose utama sejak dibentuknya grup ini.

Kini persabahabatan dan pertautan kami telah memasuki tahun ke delapan.
Ada satu impian besar saya, yakni ingin membuat sebuah penampilan kecil kersama mereka, tapi nggak tahu kapan? :)
Yang jelas ini harus benar-benar terwujud!
Hahaha
*maksa

Selamat ulang tahun LaMapa!
Terima kasih telah mengenalkan dan membuat saya kecanduan musik.
Terima kasih telah mengajarkan tentang bagaimana menjadi sahabat dan teman yang saling menjaga tidak hanya dalam duka.
Terima kasih telah turut menuliskan cerita manis, asam, pahit dalam detik demi detik hidup.
Selalu ingat motto ini, "Keep on Groovin' just Feel the Music!"
:)

Happy Aniversary !!
#dedicated to: LaMapa (Ayik, Wyma, Hangga, Aji)

No comments:

Post a Comment