July 24, 2014

Berbagi Cerita: Rekrutmen BPS Pertamina (bagian 2)

Tulisan ini merupakan kelanjutan dari posting sebelumnya, dimana di sana telah saya bahas mengenai proses keseluruhan dan tahapan awal seleksi rekrutmen BPS Pertamina yang saya jalani. Kali ini akan sedikit saya ceritakan mengenai proses yang mungkin telah sering Anda alami di proses rekrutmen perusahaan manapun: Psikotes, Tes Kemampuan Bahasa Inggris, dan Interview.

Psikotes
Tidak banyak berbeda dari psikotes lainnya. Di tahapan ini kita diuji mengenai penalaran, logika, kreativitas, kepribadian, dan hal-hal psikologis lainnya. Bagi Anda yang telah pernah (atau mungkin sering hehe) pasti paham tentang item-item yang diujikan.

Secara detail mungkin saya tidak bisa menjelaskan, karena memang lupa hehehe. Yang jelas pada tahapan ini usahakan Anda datang dalam keadaan fresh, rileks, dan semangat tinggi. Oh iya, jangan lupa sarapan agar orkestrasi keroncong tidak turut membuat otak Anda gaduh saat menyelesaikan Psikotes. Paling tidak saat Anda tiba di proses hitung cepat ala koran, yang kata orang disebut tes Paulli, Anda masih bisa mengerjakan dengan tekun dan anti loyo. :)

Sebelum Psikotes yang di-organize oleh pihak ketiga dimulai, Tim HRD Pertamina akan memberikan sedikit sambutan dan gambaran umum tentang program BPS beserta sepintas mengenai direktorat-direktorat yang ada di Pertamina. Tak lupa, mereka juga menjelaskan proses tahapan seleksi yang akan diselenggarakan hingga pengumuman akhir nanti.

Saya mengikuti proses seleksi di Jakarta. Kebetulan Jakarta adalah kota terakhir dalam penyelenggaraan Psikotes diantara kota-kota lain seperti Medan, Bandung, Jogja, Surabaya. Shock therapy dimulai saat Assistant Manager HRD mengatakan bahwa pagi itu, Jumat 4 April 2014, merupakan batch ke-11 dari kota Jakarta saja! Siang hari setelah solat Jumat akan ada batch terakhir dari kota Jakarta yang menjalani Psikotes.

Tidak berhenti di situ, beliau juga mengutarakan bahwa hingga pagi itu, jumlah peserta yang gugur (dari kota Jakarta saja) di tahapan psikotes sudah mencapai 50%. Artinya setengah.
SETENGAH!
*sengaja diulang dan di-capslock agar lebih dramatis

"Ada apa dengan anak muda Jakarta masa kini ya? Mengapa Psikotes yang gampang ini masih banyak juga yang gagal", begitu katanya.

Seketika saya iseng melempar pandangan ke seluruh hall. Mata saya coba menangkap ada berapa kepala pada masing-masing barisan ke samping dan ke belakang di hari itu. Hasil yang saya dapatkan, di pagi hari tersebut, saya sedang berada dalam ruangan besar bersama 299 peserta yang lainnya. Dengan asumsi bahwa seluruh batch memiliki jumlah peserta yang sama, maka ada lebih kurang 3.600 peserta hanya dari kota Jakarta saja. Iya, HANYA dari Jakarta saja. Apa jadinya jika digabungkan dengan kota-kota lain? Terbayanglah berapa orang yang menjadi pesaing saya untuk satu kursi saja -__-

Bismillaaaaah...

Saya gunakan jurus nothing to lose, serius tetapi santai, sambil bibir tiada henti ber-dzikir berharap Tuhan mengirimkan malaikat-Nya untuk menuntun pensil 2B saya agar menutupi huruf-huruf pada pilihan jawaban yang benar.

Sekitar 3 - 3,5 jam proses ini berjalan. Maka tugas saya selanjutnya adalah mencari masjid terdekat untuk menunaikan ibadah solat Jumat sambil berserah diri menunggu pengumuman selanjutnya.

Tes Kemampuan Bahasa Inggris
Seminggu berselang, email yang saya tunggu-tunggu akhirnya hadir di inbox. Tes kemampuan Bahasa Inggris menjadi tahapan selanjutnya. Memang saat registrasi awal kita diminta untuk melakukan upload hasil skor TOEFL/TOEIC yang masih berlaku, namun di tahap ini kita masih diuji lagi secara langsung.

Pertamina menggunakan TOEIC sebagai alat bantu untuk mendeteksi kemampuan Bahasa Inggris peserta. Bekerja sama dengan ETS, pagi itu digelar TOEIC ITP.

Jika memang saat mendaftar di awal Anda belum punya TOEFL/TOEIC yang terbaru dan ingin mengikuti di lembaga kursus tertentu untuk mendapatkan skor ter-update, saran saya Anda mengambil tes TOEIC saja, itung-itung bisa sekalian latihan. Walaupun secara umum tidak jauh berbeda dengan tes TOEFL, TOEIC memiliki karakteristik tertentu yang tidak bisa disamakan dengan tes TOEFL.

Saya tidak tahu pasti berapa standar nilai TOEIC yang diminta dan disyaratkan oleh Pertamina. Dari beberapa artikel blog, thread di kaskus, hingga gosip-gosip yang ada, beberapa orang mengatakan bahwa standar TOEIC yang diminta ada di kisaran 600 ke atas. Percaya atau tidak? Yaaa namanya juga gosip :p

Interview User-HR
Akhirnya sampailah kita pada cerita yang sering ditunggu oleh beberapa penanya.
*sebentar saya lemaskan jari-jari dulu -___-

Jarak yang saya tempuh dari menjalani tes TOEIC hingga tahapan interview ini adalah satu bulan lebih satu hari. Bisa dibayangkan betapa galaunya hari-hari yang saya alami dalam menunggu kabar baik ini. Akhirnya muncul-lah email dengan kop surat "Panggilan Interview HRD & User Marketing & Trading Program BPS Pertamina 2014".

Sebelumnya saya telah menyiapkan segala amunisi mulai dari company profile, nama-nama serta background BoC dan BoD Pertamina, data-data capaian Pertamina setahun terakhir, hingga berita-berita terkini mengenai Pertamina. Segala sumber telah coba saya akses demi memperkuat pengetahuan dan pemahaman saya atas perusahaan ini.

Hari yang dinantikan telah tiba. Peserta yang di-interview di hari itu diminta hadir satu jam sebelum undangan yang ditentukan, yakni 8.00 WIB. Registrasi dan pengecekan ulang dilakukan sebelum satu per satu peserta dipanggil masuk ke dalam setiap pos yang telah berisi user yang didampingi oleh tim HRD. Untuk Direktorat Marketing & Trading (M&T), di hari itu ada 5 meja dan jika saya hitung jumlah peserta yang hadir ada sekitar 30 orang.


Saat itu user yang sedianya akan mewawancarai saya, ternyata hadir terlambat. Pukul 9 lebih, saya dipanggil untuk menuju meja nomer 5 di dalam ruangan yang terpisah. Langkah semakin berat dan jantung semakin berdetak. Hanya dzikir dan suara orang tua saya di seberang telpon (sebelum masuk ruang tunggu) yang menenangkan saya.

Di dalam ruang tersebut, saya telah ditunggu oleh seorang Bapak didampingi seorang Ibu. Setelah saya jabat tangan mereka satu per satu, mereka mempersilakan saya duduk dan memperkenalkan diri. Secara umum perlakukan user akan berbeda-beda, namun pada intinya mereka sedang mencoba menggali dan mengeksplor tentang apa yang kita punya dan apa yang kita bisa dan juga telah lakukan.

Saya tidak akan menjelaskan bagaimana jawaban yang saya berikan, karena pasti setiap orang memiliki pola pikir, cara berbicara, keputusan dan wawasan yang bebeda-beda sesuai latar belakang dan pengalaman masing-masing. Pertanyaan-pertanyaan yang dikeluarkan adalah seputar latar belakang pendidikan, pengalaman organisasi, pengalaman pelatihan/pendidikan nonformal, kemampuan-kemampuan dan prestasi-prestasi kita semasa kuliah.

Khusus untuk yang telah atau sedang bekerja, pertanyaannya akan lebih banyak diarahkan tentang apa saja yang telah kita lakukan dan hasilkan kepada perusahaan tempat kita bekerja sebelumnya. Job-desc dan achievement terbesar kita di perusahaan sebelumnya menjadi hal yang paling banyak di-eksplor.

Selanjutnya user yang hari itu menghadapi saya, memberikan beberapa pertanyaan yang sifatnya studi kasus dari kondisi-kondisi di lapangan seperti bagaimana cara kita menghadapi perintah atasan yang itu meminta kita untuk melakukan suap, bagaimana menghadapi tim yang tidak sejalan dengan kita, bagaimana meng-handle problem di lapangan yang melibatkan tim yang usianya lebih tua dan lebih berpengalaman dari kita namun kita sedang berseberangan dengannya.

Tahapan interview akan menjadi seru jika kita berhasil memenangkan hati para interviewer kita. Diskusinya bisa melebar hingga ke hal-hal di luar pekerjaan namun sangat esensial seperti keagamaan dan komitmen kita terhadap kebenaran & kejujuran.

Tanpa terasa hampir satu jam saya habiskan sesi itu bersama mereka. Dan penutupan calon user saya yang bernama Pak Agus ini, membuat saya bergetar, merinding, sekaligus memompa semangat hingga menaruh harapan banyak agar bisa lolos di tahapan selanjutnya. Kalimat dari beliau lebih kurang seperti ini........

"Sekarang ini banyak anak muda yang punya prestasi cemerlang secara akademis. Kemampuan leadership mereka juga seringkali ada pada level yang baik. Namun sangat sedikit yang peduli pada Bangsanya. Lebih sulit lagi adalah yang takut kepada Tuhannya. Yang saya cari adalah keempat-empatnya, Mas. Jika kita memang berjodoh, saya mau kamu bisa tunjukkan dan lakukan itu, bukan untuk saya ataupun untuk Pertamina, tetapi untuk Tuhan yang selalu melihat kita."

Sungguh kalimat itu masih menancap di hati dan kepala saya posting ini saya tulis.

Kegalauan dan kepercayadirian berbaur menjadi satu dalam perasaan yang tak tergambarkan. Keluar dari ruangan tersebut saya mengisi daftar hadir lagi di meja registrasi dan tim HRD memberikan sebuah tabung kecil yang belakangan saya tahu bahwa itu berfungsi untuk menampung sample tinja jika peserta dinyatakan lolos ke tahap MCU. HRD memberitahukan bahwa email undangan akan dikirimkan pada hari itu juga, maksimal sore hari setelah seluruh peserta di hari itu telah selesai diwawancarai. Jika sampai malam hari email tak  kunjung masuk, artinya kita gugur, sedangkan bagi yang menerima email panggilan, MCU akan dilaksanakan langsung esok hari setelah hari interview tersebut.

Penasaran proses MCU dan Interview Topman?
Tunggu posting selanjutnya.... :)

No comments:

Post a Comment