April 21, 2012

Kepadamu Dengan Penuh Pengharapan: Wanita

Entah apa yang terjadi.
Wanita seperti sedang dicuci otaknya oleh dua lagu keren.
"Karena Wanita Ingin Dimengerti"
dan lirik sakral "....wanita dijajah pria sejak dulu...."

Keduanya sukses menanamkan mental yang kurang baik.
(bagi mereka yang kurang mau berpikir jauh dan terbuka)
Lagu Ada Band yang diadaptasi dari tagline sebuah produk wanita tersebut seperti menanamkan pesan bahwa wanita hanya mau (dan harus) dimengerti.

Yang lebih ekstrim, penganut "mazab" ini seakan tidak mau mengerti orang lain sebelum orang lain mengerti dirinya.
Pokoknya wanita harus dimengerti duluan.
Salah atau benar? :)
*so debatable

Lirik yang kedua sangat melegenda.
Klasik dan mengusik.
"wanita dijajah pria sejak dulu..."
Bisa memunculkan mindset bahwa wanita harus bangkit dan "memberontak".
Sepakat.
Wanita memang harus bangkit dan memberontak atas kondisi-kondisi tertentu yang mengharuskan mereka melakukan itu.

Garis bawah harus diletakkan pada "kondisi-kondisi tertentu yang mengharuskan mereka melakukan itu".

Bukan pada setiap kondisi.
Bukan pada setiap kasus.
Karena setiap makhluk mempunyai kodrat dan fitrahnya sendiri.

Kodrat bukan berarti keterpaksaan dan kepasrahan yang menyerah.
Kodrat adalah kekuasaan (Tuhan), hukum (alam), dan sifat asli/sifat bawaan.

Fitrah adalah sifat asal, kesucian, bakat, dan pembawaan.
Fitrah adalah anugerah.

Emansipasi.
Sebuah kata yang sering mengalami pergeseran makna.
Celakanya, justru banyak wanita sendiri yang kurang memahaminya.

EMANSIPASI WANITA adalah
proses pelepasan diri para wanita dari kedudukan sosial ekonomi yg rendah atau dari pengekangan hukum yg membatasi kemungkinan untuk berkembang dan untuk maju
*sumber: KBBI

ada dua poin utama yang bisa ditangkap dari penjelasan KBBI di atas:
  1. "pelepasan diri dari kedudukan sosial ekonomi yang rendah"
  2. "pelepasan diri dari pengekangan hukum"

keduanya (dahulu) merupakan barrier yang membatasi kemungkinan wanita untuk berkembang dan untuk maju.

Artinya, wanita penjunjung emansipasi adalah mereka yang mau memperjuangkan kedudukan sosial ekonomi dan hukumnya.
Dan perjuangan itu semata-mata agar tidak membatasi kemampuan untuk berkembang dan maju.

Pada dasarnya, menjadi insan yang maju dan berkembang itu adalah fitrah dan memang hak setiap makhluk.
Bahkan itu adalah keharusan.
Indonesia pun sangat membutuhkan SDM-SDM yang maju dan berkembang agar nanti mampu menjalankan simpul-simpul kebangkitan negeri.

Perjuangan ini BUKAN untuk melawan kodrat dan fitrah.
Namun justru untuk bergerak ke depan dengan berpegang pada keduanya.

Maka, untuk maju dan berkembang secara sosial, ekonomi, dan hukum, seorang wanita tentu tidak perlu mensejajarkan dirinya dengan pria dalam SEMUA aspek kehidupan.

Dalam aspek sosial, emansipasi terwujud kala wanita tidak lagi dipenjara dalam pergaulan dan pergerakan global.
Artinya, wanita juga harus tahu dunia luar.
Maka tuntutlah pendidikan tinggi, buka wawasan luas, dan terjun-terlibatlah dalam perkembangan itu sendiri.
Sehingga tidak ada lagi istilah, wanita ketinggalan informasi, ketinggalan teknologi, ketinggalan perkembangan dunia.

Namun justru sebaliknya, kemampuan itu WAJIB dimilikinya agar tugas utama mereka (sebagai anak dari orang tuanya, istri dari suami, dan ibu dari anaknya) dapat ia jalankan dengan sukses, penuh tanggung jawab, dan mendorong segala aspek agar lebih "ke depan".

Dalam aspek hukum, emansipasi terwujud kala wanita tidak diistimewakan bahkan dibedakan dalam pandangan hukum.
Namun ingat, hukum sejatinya adalah aturan yang sangat berpegang teguh pada kuasa Tuhan (hukum alam) dan fitrah manusia.

Dan emansipasi (masih) sangat dibutuhkan Indonesia.
Indonesia sedang menatap masa depannya.
Dahulu yang kita punya HANYA Sumber Daya Alam yang kaya, suku bangsa budaya yang beragam, dan Sumber Daya Manusia yang............BANYAK. :)

Dan HANYA itu yang sanggup kita BANGGAKAN.

Sekarang?
Jaman telah berlari!

Semuanya itu seakan percuma jika tidak digerakkan oleh SDM yang tidak hanya banyak namun juga MAJU.
Guna menggapai kemajuan tersebut, pergerakan dan perjuangan satu gender saja tak akan pernah cukup.
Need back-up!

Bahkan pameo klasik pun mengisyaratkan bahwa "di balik pemimpin hebat pasti ada wanita yang kuat".

Emansipasi tidak melulu dipampangkan melalui "Wanita Career".
Tidak harus digambarkan melalui "Pemimpin Wanita".
Tidak juga disimbolkan lewat "Aktivis Pergerakan Wanita".

Tidak!
Bukan itu!
Bukan titel, gelar, pekerjaan ataupun predikat apa yang disandang.

Namun jauh lebih fundamental dari semua itu!

Emansipasi sejati adalah keterbukaan pikiran, jangkauan visi, pemahaman fitrah, dan kesiap-sediaan berkembang dari seorang wanita.
Mau diwujudkan dalam bentuk seperti apa?
Itu bergantung pada fitrah, passion dan panggilan hati mereka!

Menjadi hebat tidak harus menaklukkan Mount Everest.
Menjadi super tidak harus membanting lima puluh pesumo.
Menjadi cantik tidak harus memasang topeng.

Ladies....
You can't spell "Beautiful" without "Be You"...!!

So, wanita...
Jadilah diri sendiri!
Miliki kearifan emosi!
Luaskan pikiran!
Bukalah pintu wawasan!
Lebarkan pemahaman diri!

Berjuanglah untuk diri, keluarga, orang-orang tercinta, dan masa depanmu!
Dan mari kita urai simpul-simpul kemajuan Indonesia melalui peran dan "daerah" kita masing-masing...!

Mengutip dari syair lagu Rossa..
"...hey ladies, jangan mau dibilang lemah...!"

Selamat Memperingati Hari (Lahir) Kartini!
:)

2 comments:

  1. -You can't spell "Beautiful" without "Be You"-
    nice quote :)

    Setuju.

    Wanita (mungkin) memang kodratnya di dapur,tetapi harus tahu pojokan-pojokannya singapur :)
    Ya maksudnya wawasannya harus luas,
    Kira-kira begitu.

    Mengutip lagu Rossa juga,
    "Bila wanita sudah beraksi dunia hancur"
    Asli, lirik ini maknanya dalem banget

    ReplyDelete
  2. aseeeekk..
    indeed!
    jadi cantik bukan berarti menjadi bukan dirinya..
    dan wanita hebat adalah yg mampu menjalankan peran sesuai kodrat namun tdk tengkurap dlm tempurung...
    :)

    ReplyDelete