April 21, 2011

Bukan Menyalahi Kodrat

Bukan menyalahi kodrat. Keinginan untuk berkarya lebih lebar menjadi penguat atas dobrakan tradisi tersebut. Melalui pemikiran, ide, gagasan, bahkan tak jarang harus berdiri di depan menyingsingkan lengan baju. Dewasa ini medan mereka bisa lebih dari sekedar dapur dan sumur belaka. Bukan menyalahi kodrat. Asalkan tidak berlebihan, keberadaan posisi mereka yang sekarang bisa saling menguatkan.

Hari ini, Kartini pasti tersenyum, perjuangannya mendobrak tradisi telah berbuah. Bukan ingin melebihi kaum Adam, bukan ingin meninggalkan identitas dan kodratnya (sekali lagi), namun ingin membuka mata dunia bahwa kaumnya mampu memberikan karya yang besar. Ya, karya yang besar. Karena sesuatu yang besar itu terkadang tidak melulu dihasilkan dari pria.

Angela Merkel, mampu menjalankan peran sebagai Kanselir Jerman. Gloria Macapaggal Arroyo, Megawati Soekarnoputri, Michelle Bachelet mampu menjadi Presiden di Fillipina, Indonesia, dan Chile. Terlepas dari pro-kontra (yang pastinya selalu ada) yang mengiringi langkah mereka. Atau Lady Diana, Indira Gandhi, Ratu Rania (Jordania), Beata Theresa, Madonna hingga Martha Tilaar yang berpengaruh dan berprestasi di bidangnya.

Mereka, setidaknya ingin mengabarkan kepada dunia bahwa gender bukan penghalang utnuk berprestasi. Bahwa ada kekuatan besar di balik sosok feminim. Ada keteguhan yang terbungkus sifat perasa. Ada gairah dan potensi luar biasa di balik suara lemah lembutnya. Emansipasi tidak identik dengan tomboy. Kesetaraan gender tidak harus dengan siapa yang lebih pantas memimpin. Mengubah tradisi tidak selamanya melebihi batas. Namun kesetaraan dan kesempatan yang sama lebarnya untuk berkarya, berprestasi, menginspirasi, dan menjadi teladan adalah kemerdekaan sesungguhnya dalam rangkaian perjuangan bertajuk "Habis Gelap Terbitlah Terang".

Dedicated for Kartini-Kartini BEM FTI ITS 2010/2011
buah pemikiran, prestasi, karya, inspirasi, dan keteladanan kalian selalu dinanti!

No comments:

Post a Comment