January 11, 2017

B e r t i g a

Ini kisah tiga serangkai yang sedang menempuh impian mereka masing-masing. Mereka bertiga dipertemukan oleh pekerjaan yang akhirnya membuat tim ini lebih dari sekedar teman biasa.

Alkisah, Januari 2014, seorang Division Head (sebut saja namanya si Juli) mengenalkan seorang karyawan baru kepada kedua anak buahnya: Tanto dan Dana. Saat itu Tanto dan Dana, dua pemuda yang telah lulus program kece yang konon memiliki wildcard-career path yang oke punya, baru saja kehilangan "bapak" yang secara ajaib mengundurkan diri dari kantor PT. Maju Merangkak Jaya, yang membuat namanya cukup dikenal belakangan.
Well, Pak Juli konon telah menyeleksi tumpukan CV dengan ketat hingga akhirnya pilihan jatuh kepada seorang wanita yang pagi itu dipertemukan langsung kepada Dana.

"Dana masuk ke ruang saya ya!" seru si Bos gaul itu kepada anak buah gantengnya.

"Ini yang akan gantikan Kris di tim kita. Ke depan beliau ini akan jadi tandem kamu sama Tanto", lanjutnya sambil mengarahkan Dana kepada wanita yang senyumnya bikin si Maikel, OB lantai 8, noleh dua kali.

"Oh ini ya yang namanya Pak Dana? Kenalkan Pak, saya Ani", ujarnya sembari menyodorkan tangan.

"Oh iya ibuk. Salam kenal. Cukup panggil nama saja biar saya nggak kikuk", jawab Dana dengan khas medok Jawatimurannya.

Setelah mereka berdua kembali ke cubicle, Dana langsung mengirim WA ke Tanto yang kebetulan sedang meeting bersama customer.

D: To, pengganti Bos Kris udah dateng!
T: Wow. Cowok apa cewek?
D: Gender banget lu ya
T: Penting bro. Divisi kita batangan semua. Butek
D: Iye. Cewek kok. Buruan balik kantor. Gue kenalin ke Bu Bos. Bos Juli udah kasih tugas juga nih buat kita
T: Asiiik cewek. Masih muda? Single? Cantik?
D: Bawel. Penting banget?
T: Just curious bro
D: Iya masih muda. Tapi kita masih tetep lebih muda dari beliau
T: Wah udah punya suami dong dia? Cakep nggak?
D: Cakep sih. Tapi gue dipanggil "Pak" yaudah turun deh nilainya
T: Hahahahaha nasib wajahmu tuwek le
D: Heee ngaca heee!

Oke stop.

Tentunya nggak mau kan kalau postingan ini jadi co-pas nya obrolan WA  nggak bermutu dari dua fakir asmara tadi? Singkat cerita akhirnya sejak pertengahan Januari itu mereka bertiga terlibat proyek dan berbagai tugas yang terus menerus menggulung mereka.

Tak jarang kehadiran mereka harus diperpanjang sampai malam. Yang awalnya saling jaim-jaim najis, akhirnya mulai terbukalah seluruh aib mereka bertiga satu sama lain. Aktor utamanya tentu Dana. Pemuda tertampan di tongkrongan ini emang paling usil. Dan Tanto yang gembul dengan sederet program dietnya adalah sasaran empuk bagi kejailannya.

Mbak Ani (btw akhirnya kami manut saja ketika si Mbak minta dipanggil "Mbak" karena nggak nyaman dipanggil "Ibu" walaupun memang sudah ibuk-ibuk) adalah tipikal atasan yang super mengayomi. Bener-bener ngejagain anak buahnya. Beliau nggak segan-segan melabrak divisi lain kalau tahu si Dana atau Tanto dianiaya oleh divisi/departemen lain. Dalam sisi kinerja, Mbak Ani sudah pasti jos lah. Beliau punya pengalaman panjang di bidang pekerjaannya sehingga cukup cakap dan tangguh menghadapi berbagai macam ujian. Walau halangan rintangan membentang tak jadi masalah dan tak jadi beban pikiran....

Yang paling keren, Mbak Ani yang supel dan good-looking ini seketika jadi buah bibir di kalangan bapak-bapak dan mas-mas nekad yang pengen menarik hatinya. Mereka belum tahu aja Mbak Ani ini Mahmud alias Mamah Muda yang baik hati dan setia. Dua orang putrinya menjadi semangatnya dalam berkarir. Di sisi lain, ia juga kuat menjalani Long Distance Marriage sama Mas Suaminya yang berdinas di luar kota. Jadi kalau ada pria-pria ganjen pengen caper sih Mbak Ani udah kebal. Bahkan dengan dingin dan elegan bisa menghindar. Justru saking dekatnya sama Dana dan Tanto, Mbak Ani malah dempel-dempel berlindung di balik tubuh Tanto yang segede Mayapada Tower itu, atau pura-pura jalan bersisian dengan Dana cakep si Fedi Nuril KW super itu demi menyelamatkan diri dari kejaran pria-pria haus kasih sayang di luar sana.

Lain lagi Tanto. Selain program OCD dan nge-gym rutinnya, Tanto kini menyibukkan diri browsing menu-menu diet sehat demi membentuk postur ideal versinya. Tentunya browsing-browsing tersebut diikuti browsing produk-produk lazada, tokopedia, dan teman-temannya. Masih eksis sebagai penggiat tim bulutangkis perusahaan, Tanto juga masih eksis sebagai ketua cheerleader, maksud saya tim suporter alias tim hore kala ada acara kantor yang berkaitan dengan hura-hura. Nggak ada matinya kalau sama Tanto. Dia selalu bisa diandalkan di segala bidang.

Sementara Dana, setelah lepas dari perusahaan yang memberinya banyak kenangan itu, kini dia berjibaku mengumpulkan uang saku untuk menikah dan membeli rumah dengan bekerja di tengah laut. Kala lelah, letih, dan loyo dia sering dihibur oleh kocaknya obrolan Tanto dan Mbak Ani di grup WA mereka bertiga.

Sekarang ketiganya sepertinya semakin susah menemukan waktu untuk berjumpa. Dana yang terpisah kota dan pulau, meski sering juga ada pekerjaan yang mengharuskannya ke Jakarta toh tetap saja gagal menemukan tempat dan kesempatan yang tepat untuk reuni.

Well, satu-satunya kesempatan reuni akbar mungkin saat Tanto melangsingkan melangsungkan pernikahan. Sama seperti ketika Dana nikah di 2016 lalu....

No comments:

Post a Comment